Pengentasan Konflik yang Disebabkan oleh
Kemiskinan, Kebodohan dan Diskriminasi
Konflik
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kemiskinan, kebodohan, dan
diskriminasi. Konflik yang disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan, dan
diskriminasi adalah masalah yang kompleks dan sulit untuk diatasi tapi bukan
berarti tidak bisa diatasi.
Inovasi
teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam masyarakat modern.
Dalam essay ini, kita akan menjelajahi bagaimana pemberdayaan komunitas melalui
inovasi teknologi dapat menjadi kunci dalam mengatasi konflik yang disebabkan
oleh kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi dalam skala global. Dengan menggunakan
beberapa referensi yang relevan, essay ini akan menganalisis peran teknologi
sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemiskinan
adalah masalah global yang sangat kompleks dan selalu menjadi titik fokus
perhatian tiap negara hingga menjadi perbincangan di dunia internasional.
Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya. Kemiskinan juga dapat ditandai dengan rendahnya kemampuan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik berupa papan,
sandang, maupun pangan.
Kemiskinan
menjadi salah satu faktor timbulnya konflik adalah karena kemiskinan dapat
menimbulkan ketidakadilan, ketidakpuasan, ketegangan, ketidakstabilan, dan
ketimpangan. Kemiskinan juga dapat mengurangi kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. Sehingga hal tersebut dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Meskipun
saat ini perekonomian digital di Indonesia berkembang pesat, namun masih ada
beberapa dari mereka yang tidak atau belum bisa mengakses berbagai teknologi
dan layanan digital serta memperoleh manfaat darinya. Hal ini juga disebutkan
dalam laporan Bank Dunia yang berjudul ‘Bukan Sekedar Unicorn: Pemanfaatan
Teknologi Digital untuk Inklusi di Indonesia’.
“Meskipun
penggunaan berbagai layanan internet yang prosesnya dipercepat selama pandemi
kemungkinan akan mendorong bertumbuhnya perekonomian digital, manfaat dari
perkembangan ini mungkin masih belum merata”.
Dengan
adanya inovasi teknologi ini, maka perekonomian di Indonesia dapat didorong
untuk terus tumbuh dan berkembang. Meskipun ada beberapa dari mereka yang tidak
atau belum bisa mengaksesnya, namun lambat laun pasti bisa.
Kebodohan
telah menjadi masalah yang serius sejak dulu hingga saat ini. Kebodohan adalah
suatu kondisi dimana seseorang kekurangan pengetahuan dalam memahami atau
menguasai ilmu pengetahuan atau suatu keterampilan tertentu.
Kebodohan
berbeda dengan ketidaktahuan, dimana seseorang tidak mengetahui suatu hal,
tetapi masih mempunyai kemampuan untuk memahaminya. Kebodohan juga berbeda
dengan tingkat kecerdasan yang rendah (kedunguan), yang merupakan suatu
kualitas intelektual yang ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan.
Kebodohan
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya akses pendidikan,
rendahnya kualitas pendidikan, kurangnya motivasi belajar, atau adanya hambatan
fisik atau mental. Kebodohan dapat menimbulkan konflik karena dapat menimbulkan
kesalahpahaman, prasangka, intoleransi, dan fanatisme, serta juga dapat
menghambat komunikasi dan kerjasama antara pihak-pihak. Kebodohan juga dapat
mengurangi kemampuan untuk berpikir kritis dan rasional, sehingga mudah
terpengaruh oleh propaganda atau provokasi.
Untuk
mengatasi kebodohan di era digital, sangat diperluan adanya transformasi pendidikan.
Dengan adanya transformasi pendidikan, kualitas dan relevansi pendidikan pun
akan meningkat.
Diskriminasi
merupakan suatu perlakuan yang tidak adil atau tidak sama terhadap seseorang
atau sekelompok orang yang disebabkan karena adanya perbedaan tertentu, seperti
ras, etnis, agama, jenis kelamin, usia, atau status sosial. Diskriminasi
merupakan suatu bentuk ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang
dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu maupun masyarakat bahkan suatu
negara.
Diskriminasi
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti prasangka, stereotip,
etnosentrisme, rasisme, seksisme, homofobia, dan sebagainya. Diskriminasi dapat
menimbulkan konflik karena dapat menimbulkan rasa sakit hati, dendam, serta
permusuhan antara pihak-pihak yang didiskriminasi dan yang mendiskriminasi,
serta dapat menghambat hak asasi manusia (HAM) dan kesetaraan sosial.
Upaya
untuk mengekang diskriminasi adalah dengan cara memanfaatkan inovasi teknologi.
Hal tersebut, dapat membantu untuk memerangi diskriminasi dengan bebargai cara,
seperti meningkatkan akses dan kesempatan bagi kelompok yang didiskriminasi.
Dengan adanya hal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
advokasi tentang isu diskriminasi, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
dalam pencegahan dan penegakan hokum terkait diskriminasi.
Berdasarkan
penjelasan di atas, ketiga faktor ini dapat menimbulkan konflik karena dapat
menimbulkan ketidakadilan, ketimpangan sosial ekonomi, ketidakpuasan,
ketegangan, hingga permusuhan di antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik yang
disebabkan oleh ketiga faktor ini, dapat menyebabkan turunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup, serta dapat mengganggu keharmonisan
masyarakat. Oleh karena itu, konflik tersebut perlu dan harus diatasi dengan
cara-cara yang damai dan konstruktif, yaitu melalui pengentasan konflik.
Pengentasan
konflik merupakan suatu upaya pengurangan atau penghilangan suatu konflik yang
ada dengan cara-cara yang damai dan konstruktif. Pengentasan konflik di era
digital ini sangat penting dilakukan untuk mencapai keadilan dan kedamaian
global dalam mengatasi konflik yang disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan, dan
diskriminasi.
Upaya
pengentasan konflik juga dapat dilakukan dengan cara berikut ini, seperti dialog,
mediasi, negosiasi, arbitrase, rekonsiliasi, atau perdamaian. Upaya pengentasan
ini diperlukan pihak yang bisa diajak kerja sama dan mau berkolaborasi antar
pihak, termasuk masyarakat sipil, pemerintah, serta organisasi internasional,
seperti UNESCO dan PBB. Pengentasan konflik ini dapat diatasi melalui
program-program PBB, seperti UNDP, SDGs, dan program lainnya.
Melalui
United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB.
UNDP hadir di Indonesia untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam
mengentaskan kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah, serta untuk membantu
mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030 di seluruh
Indonesia.
Dalam
essay ini, kita telah mengeksplorasi peran penting inovasi teknologi dalam
pemberdayaan komunitas dan mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi
dalam skala global. Referensi yang digunakan memberikan gambaran tentang
bagaimana teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam mencapai tujuan
tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak dan melibatkan semua
pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil,
dan progresif bagi semua komunitas di seluruh dunia. Dan
dengan upaya-upaya tersebut pula, diharapkan konflik yang disebabkan oleh
ketiga faktor ini dapat berkurang dan masyarakat dunia dapat hidup secara
damai, adil, dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Konflik. Halaman ini terakhir diubah pada 3
November 2022, pukul 13.47. Diakses pada 14 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
By Admin. Desember 05, 2020. Pengertian
Konflik Adalah - Faktor Penyebab, Bentuk Konflik, Dampak Negatif dan Positif
Konflik Secara Lengkap. Diakses pada tanggal 14 Juni 2023 dari https://www.ilmuips.my.id/2020/12/pengertian-konflik-adalah-faktor.html
Azizah Laeli Nur. (2021). Pengertian
Konflik: Jenis-jenis, Faktor Penyebab, dan Contohnya. Diakses pada tanggal 14
Juni 2023 dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konflik/
Ubaidilla Adam. (2021). Upaya
Mengatasi dan Pengentasan Masalah Kemiskinan. Diakses pada tanggal 14 Juni 2023
dari https://www.kompasiana.com/adam18881/616469c10101907d690b8993/upaya-mengatasi-dan-pengantasan-masalah-kemiskinan
Memastikan Masa Depan Indonesia yang
Lebih IAnklusif Melalui Teknologi Digital. (2021). Diakses pada tanggal 17 Juni
2023 dari https://www.worldbank.org/in/news/press-release/2021/07/28/ensuring-a-more-inclusive-future-for-indonesia-through-digital-technologies
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(2021). Diakses pada tanggal 17 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Program_Pembangunan_Perserikatan_Bangsa-Bangsa
Ari Mulianta Ginting dan Rasbin.
2010. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia
Sebelum Dan Setelah Krisis” dalam Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 2
No. 1.
Konferensi UE tentang Kemiskinan dan
Diskriminasi. (2010). Diakses pada tanggal 15 Juni 2023 dari https://www.dw.com/id/konferensi-ue-tentang-kemiskinan-dan-diskriminasi/a-5156120
Pratiwi, Yolanda. (2021). “Kemiskinan
dalam Kacamata Teori Konflik dan Teori Struktural Fungsional”, https://www.kompasiana.com/yolandapratiwi3174/61c5ab9b9bdc4039dd057f32/kemiskinan-dalam-kacamata-teori-konflik-dan-teori-struktural-fungsional
Yollanda Lakshinta Harningrum, Guntur
Eko Saputra. (2022). “Ketimpangan Sosial Ekonomi Terhadap Sistem Pertahanan Dan
Keamanan Rakyat Semesta”, https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/EP/article/view/906#:~:text=Ketimpangan%20sosial%20ekonomi%20terjadi%20akibat,disebut%20dengan%20ketimpangan%20sosial%20ekonomi
Kebodohan. (2023). Diakses pada
tanggal 15 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kebodohan
Meydiansyah Dwi Yudha. (2023). “Transformasi
Pendidikan: Mengintegrasikan Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan yang Lebih
Terang”. Diakses pada tanggal 19 Juni dari https://www.kompasiana.com/dwiyudha01/647a15408221994b341cddc2/transformasi-pendidikan-mengintegrasikan-teknologi-dan-inovasi-untuk-masa-depan-yang-lebih-terang
Diskriminasi. (2023). Diakses pada tanggal
15 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi
Riadi Muchlisin. (2020). “Diskriminasi
(Pengertian, Jenis, Penyebab, Bentuk dan Tindak Pidana)”, https://www.kajianpustaka.com/2020/05/diskriminasi-pengertian-jenis-penyebab-bentuk-dan-tindak-pidana.html
Aisyah Novia. (2021). “Diskriminasi
adalah Sikap Membatasi, Ini Definisi dan Contohnya”, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5593209/diskriminasi-adalah-sikap-membatasi-ini-definisi-dan-contohnya
Gamal
Merza. (2023). “Mengatasi Diskriminasi Algoritma dengan Membangun Teknologi
yang Adil dan Inklusif”. Diakses pada tanggal 19 Juni 2023 dari https://www.kompasiana.com/merzagamal8924/64879d5c4addee176e7970b2/mengatasi-diskriminasi-algoritma-dengan-membangun-teknologi-yang-adil-dan-inklusif?page=all
“UNESCO
Digital Library”. Diakses pada tangal 19 Juni 2023 dari https://unesdoc.unesco.org/about
“United
Nations Development Programme”. (2023). Diakses pada tanggal 19 Juni 2023 dari
https://www.undp.org/
“Do
you know all 17 SDGs?”. Diakses pada tanggal 19 Juni 2023 dari https://sdgs.un.org/goals