Dr.Mujahid Quraisy, S.E.,M.S.I. (Ketua STEI Yogyakarta)
Kecerdasan
Buatan dan Masa Depan Pekerjaan Kantoran
Belajar
dari Data GSGIR di AS
Kemunculan
kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan integrasinya ke dalam
berbagai industri telah merevolusi cara hidup dan kerja kita. Dalam laporan
terbaru dari Goldman Sachs Global Investment Research, potensi dampak
otomatisasi berbasis AI pada berbagai industri di AS dieksplorasi. Namun,
bagaimana kondisinya di Indonesia? Dalam artikel ini, kita akan melihat
bagaimana potensi otomasi AI mempengaruhi masa depan pekerjaan kantoran di
Indonesia. Berdasarkan analisis, industri dengan potensi tertinggi untuk
otomasi berbasis AI di Indonesia adalah "dukungan kantor dan
administratif" dengan perkiraan 46% pekerjaan terpapar otomatisasi.
Industri ini mencakup tugas-tugas seperti entri data, penjadwalan rapat, dan
manajemen dokumen, yang dapat diotomatisasi secara efektif oleh teknologi AI.
Industri "hukum" juga memiliki potensi paparan otomatisasi sebesar
44%, dengan AI diharapkan menyederhanakan proses hukum seperti analisis kontrak
dan memberikan wawasan tentang hasil kasus pengadilan.
Industri yang
bergantung pada tenaga kerja manual, seperti "konstruksi dan
ekstraksi", diperkirakan tidak akan terlalu terpengaruh oleh otomatisasi
AI di Indonesia. Industri ini membutuhkan keahlian manusia dan ketangkasan
fisik, sehingga otomatisasi menjadi kurang layak dan cenderung tidak berdampak
signifikan pada pekerjaan.
Masa Depan Otomasi AI di Indonesia:
Dampak otomasi AI
terhadap produktivitas tenaga kerja dan ekonomi Indonesia bergantung pada
kemampuan teknologi AI untuk berkembang dan tingkat adopsi oleh individu dan
perusahaan. Meskipun kemajuan AI masih dalam tahap awal, spekulasi Goldman
Sachs mengindikasikan bahwa otomasi AI dapat memengaruhi hingga 300 juta
pekerjaan dan berkontribusi pada peningkatan PDB sebesar 7%.
Tingkat adopsi AI
di Indonesia mungkin berbeda dengan negara-negara lain, namun peluang dan
tantangan tetap ada. Pemerintah, perusahaan, dan individu perlu bekerja sama
untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam era
AI.
Persiapan Masa
Depan Pekerjaan Kantoran di Indonesia: Menghadapi perubahan yang dibawa oleh
otomasi AI, persiapan menjadi kunci untuk tetap relevan di dunia kerja. Pekerja
kantoran di Indonesia perlu mengembangkan keterampilan yang melengkapi
teknologi AI, seperti kemampuan analitis, pemecahan masalah kompleks, dan
keterampilan interpersonal.
Pemerintah
Indonesia juga memiliki peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk
masa depan pekerjaan kantoran. Dukungan dalam bentuk program pelatihan,
peningkatan literasi teknologi, dan regulasi yang mendukung inovasi dan adopsi
AI akan membantu Indonesia memanfaatkan potensi positif dari perkembangan
teknologi ini.
Kesimpulan:
Otomasi AI memiliki
potensi besar untuk mengubah pekerjaan kantoran di Indonesia. Meskipun beberapa
tugas akan terotomatisasi, ini bukan berarti pekerjaan kantoran akan hilang.
Peran pekerja akan berubah, dengan lebih banyak fokus pada tugas-tugas yang
membutuhkan kecerdasan manusia, seperti analisis strategis, pengambilan
keputusan kompleks, dan interaksi antarmanusia.
Dalam menghadapi
perubahan ini, persiapan, pembelajaran, dan adaptabilitas menjadi kunci sukses.
Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan
potensi AI untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi di sektor
pekerjaan kantoran.
Sumber:
https://www.visualcapitalist.com/sp/ranking-industries-by-their-potential-for-ai-automation/
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com
dengan judul "Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Pekerjaan Kantoran",
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/mujahid11990/649cd8d5e1a16726b77e9184/kecerdasan-buatan-dan-masa-depan-pekerjaan-kantoran?page=2&page_images=1
Kreator: Mujahid Quraisy