thumbnail_berita

 16 Aug 2023   Penulis:  Dr. Mujahid Quraisy, SE., MSI   Dipost Oleh:  STEI Admin    opini


Dr.Mujahid Quraisy, S.E.,M.S.I. (Ketua STEI Yogyakarta)

Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Pekerjaan Kantoran

Belajar dari Data GSGIR di AS

Kemunculan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan integrasinya ke dalam berbagai industri telah merevolusi cara hidup dan kerja kita. Dalam laporan terbaru dari Goldman Sachs Global Investment Research, potensi dampak otomatisasi berbasis AI pada berbagai industri di AS dieksplorasi. Namun, bagaimana kondisinya di Indonesia? Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana potensi otomasi AI mempengaruhi masa depan pekerjaan kantoran di Indonesia. Berdasarkan analisis, industri dengan potensi tertinggi untuk otomasi berbasis AI di Indonesia adalah "dukungan kantor dan administratif" dengan perkiraan 46% pekerjaan terpapar otomatisasi. Industri ini mencakup tugas-tugas seperti entri data, penjadwalan rapat, dan manajemen dokumen, yang dapat diotomatisasi secara efektif oleh teknologi AI. Industri "hukum" juga memiliki potensi paparan otomatisasi sebesar 44%, dengan AI diharapkan menyederhanakan proses hukum seperti analisis kontrak dan memberikan wawasan tentang hasil kasus pengadilan.

Industri yang bergantung pada tenaga kerja manual, seperti "konstruksi dan ekstraksi", diperkirakan tidak akan terlalu terpengaruh oleh otomatisasi AI di Indonesia. Industri ini membutuhkan keahlian manusia dan ketangkasan fisik, sehingga otomatisasi menjadi kurang layak dan cenderung tidak berdampak signifikan pada pekerjaan.

Masa Depan Otomasi AI di Indonesia: 

Dampak otomasi AI terhadap produktivitas tenaga kerja dan ekonomi Indonesia bergantung pada kemampuan teknologi AI untuk berkembang dan tingkat adopsi oleh individu dan perusahaan. Meskipun kemajuan AI masih dalam tahap awal, spekulasi Goldman Sachs mengindikasikan bahwa otomasi AI dapat memengaruhi hingga 300 juta pekerjaan dan berkontribusi pada peningkatan PDB sebesar 7%.

Tingkat adopsi AI di Indonesia mungkin berbeda dengan negara-negara lain, namun peluang dan tantangan tetap ada. Pemerintah, perusahaan, dan individu perlu bekerja sama untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam era AI.

Persiapan Masa Depan Pekerjaan Kantoran di Indonesia: Menghadapi perubahan yang dibawa oleh otomasi AI, persiapan menjadi kunci untuk tetap relevan di dunia kerja. Pekerja kantoran di Indonesia perlu mengembangkan keterampilan yang melengkapi teknologi AI, seperti kemampuan analitis, pemecahan masalah kompleks, dan keterampilan interpersonal.

Pemerintah Indonesia juga memiliki peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk masa depan pekerjaan kantoran. Dukungan dalam bentuk program pelatihan, peningkatan literasi teknologi, dan regulasi yang mendukung inovasi dan adopsi AI akan membantu Indonesia memanfaatkan potensi positif dari perkembangan teknologi ini.

Kesimpulan: 

Otomasi AI memiliki potensi besar untuk mengubah pekerjaan kantoran di Indonesia. Meskipun beberapa tugas akan terotomatisasi, ini bukan berarti pekerjaan kantoran akan hilang. Peran pekerja akan berubah, dengan lebih banyak fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia, seperti analisis strategis, pengambilan keputusan kompleks, dan interaksi antarmanusia.

Dalam menghadapi perubahan ini, persiapan, pembelajaran, dan adaptabilitas menjadi kunci sukses. Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi di sektor pekerjaan kantoran.

Sumber: https://www.visualcapitalist.com/sp/ranking-industries-by-their-potential-for-ai-automation/

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Pekerjaan Kantoran", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/mujahid11990/649cd8d5e1a16726b77e9184/kecerdasan-buatan-dan-masa-depan-pekerjaan-kantoran?page=2&page_images=1

Kreator: Mujahid Quraisy



©2024 STEI Yogyakarta.