thumbnail_berita

 4 Sep 2023   Penulis:  Dr. Mujahid Quraisy,S.E.,M.S.I.   Dipost Oleh:  STEI Admin    opini


Dr.Mujahid Quraisy, S.E.,M.S.I. (Ketua STEI Yogyakarta)

Mental Models and Cognitive Biases in the Workplace

I. Pendahuluan

Memahami model mental dan mengelola bias kognitif sangat penting untuk meningkatkan kinerja dan pengambilan keputusan di tempat kerja. Model mental menyediakan kerangka kerja untuk memahami dan menafsirkan dunia, membantu dalam memahami proses bisnis dan tantangan yang dihadapi dalam tugas pekerjaan [1]. Di sisi lain, bias kognitif dapat menghambat pengambilan keputusan yang rasional dan mencakup bias seperti bias konfirmasi, kesalahan atribusi mendasar, bias kontinuitas, bias keengganan kerugian, dan bias status quo [2]. Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah dapat diambil seperti pendidikan dan pelatihan tentang bias kognitif dan model mental, pertanyaan kritis terhadap keyakinan dan asumsi, pengambilan keputusan kolaboratif, eksperimen dan pembelajaran, dan pengembangan kesadaran diri [3]. Dengan memahami dan mengelola model mental dan bias kognitif, individu dapat meningkatkan kemampuan berpikir mereka, membuat keputusan yang lebih bijaksana, dan beradaptasi dengan perubahan di tempat kerja [4].

II. Model Mental Untuk Kinerja dan Pengambilan Keputusan

Model mental adalah kerangka kerja berpikir atau cara individu memahami dan menginterpretasikan dunia di sekitarnya. Ini mencakup pemahaman, keyakinan, asumsi, dan pola pikir yang membentuk pandangan individu tentang realitas. Model mental memengaruhi bagaimana seseorang memproses informasi, membuat keputusan, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ada lima model mental untuk kinerja dan pengambilan keputusan di tempat kerja yang dapat disebutkan pada kesempatan ini. Model pertama adalah “Pengetahuan” yang mengacu pada pemahaman dan keahlian yang dimiliki individu di bidangnya [1]. Model kedua adalah “Keterampilan Emosional” yang melibatkan kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi dalam diri sendiri dan orang lain [2]. Model ketiga adalah “Pikiran Linear” yang mewakili pendekatan logis dan sistematis untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan [3]. Model keempat adalah “Hubungan” yang berfokus pada pentingnya membangun dan memelihara hubungan positif dengan orang lain di tempat kerja [4]. Model kelima adalah “Kreativitas dan Inovasi” yang melibatkan menghasilkan ide-ide dan pendekatan baru untuk tugas dan tantangan kerja [5].

 Penjelasan tentang kelima model tersebut adalah berikut ini: 

 a. Model Mental Pengetahuan

Model mental pertama yang relevan untuk kinerja di tempat kerja adalah "Pengetahuan." Model ini mengacu pada pemahaman dan keahlian yang dimiliki individu dalam bidang tertentu [1]. Individu dengan model mental ini mengandalkan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mengatasi tugas-tugas yang rumit. Mereka mendasarkan pengambilan keputusan mereka pada pemahaman mendalam tentang subjek yang mereka kuasai.

Contoh Kasus

Seorang ahli IT di sebuah perusahaan teknologi memiliki model mental "Pengetahuan" yang kuat. Dengan pengetahuannya tentang sistem komputer dan perangkat lunak yang mendalam, ia dapat dengan cepat mendiagnosis dan memecahkan masalah teknis. Keputusannya didasarkan pada pengalaman dan pemahaman teknis yang luas.

b. Model Mental Keterampilan Emosional

Model mental berikutnya adalah "Keterampilan Emosional." Model ini melibatkan kemampuan individu untuk mengenali dan mengelola emosi, baik dalam diri mereka sendiri maupun orang lain di lingkungan kerja [2]. Individu dengan model mental ini sering menjadi pemimpin yang efektif dan mampu membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja.

Contoh Kasus: Manajer Proyek yang Empatis

Seorang manajer proyek yang sukses memiliki model mental "Keterampilan Emosional" yang kuat. Ia dapat membaca emosi timnya, merespons konflik dengan bijaksana, dan memotivasi anggota tim dengan empati. Kemampuannya untuk mengelola emosi membantu menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.

c. Model Mental Pikiran Linear

Model mental "Pikiran Linear" mewakili pendekatan logis dan sistematis untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan [3]. Individu dengan model ini cenderung mengikuti langkah-langkah yang terstruktur dan mengandalkan data dan fakta untuk membuat keputusan.

Contoh Kasus: Analis Keuangan

Seorang analis keuangan bekerja dengan model mental "Pikiran Linear." Ia menggunakan analisis data yang ketat dan metodologi yang terstruktur untuk mengevaluasi investasi dan membuat rekomendasi keuangan yang solid.

d. Model Mental Hubungan


Model mental "Hubungan" berfokus pada pentingnya membangun dan memelihara hubungan positif dengan orang lain di tempat kerja [4]. Individu dengan model mental ini vokal tentang pentingnya kolaborasi dan berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.

Contoh Kasus: Manajer Sumber Daya Manusia

Seorang manajer sumber daya manusia bekerja dengan model mental "Hubungan." Ia memprioritaskan komunikasi efektif, mendengarkan perasaan karyawan, dan berupaya menciptakan budaya kerja yang mendukung kerja sama.

e. Model Mental Kreativitas dan Inovasi

Model mental terakhir adalah "Kreativitas dan Inovasi." Model ini melibatkan menghasilkan ide-ide dan pendekatan baru untuk tugas dan tantangan kerja [5]. Individu dengan model mental ini sering menjadi penggerak inovasi di tempat kerja.

Contoh Kasus: Tim R&D di Perusahaan Teknologi

Sebuah tim penelitian dan pengembangan di perusahaan teknologi mengadopsi model mental "Kreativitas dan Inovasi." Mereka terlibat dalam eksperimen, brainstorming, dan mencari solusi baru untuk masalah teknologi yang kompleks.

Kelima model mental ini—Pengetahuan, Keterampilan Emosional, Pikiran Linear, Hubungan, dan Kreativitas dan Inovasi—menggambarkan beragam cara individu memandang, berpikir, dan berinteraksi dalam lingkungan kerja. Pemahaman tentang model mental ini dapat membantu individu dan organisasi mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan pengambilan keputusan yang efektif di tempat kerja.

  1. Bias Kognitif di Tempat Kerja

Bias kognitif adalah faktor-faktor yang menghambat pengambilan keputusan rasional. Seringkali, kita tidak menyadari pengaruh bias ini dalam pemikiran kita. Bias pemikiran adalah kelemahan dalam proses pengolahan informasi dan pengambilan keputusan, yang dapat memengaruhi cara kita memahami situasi, membuat penilaian yang tidak objektif, dan memengaruhi pilihan kita. Beberapa contoh bias pemikiran yang sering terjadi di tempat kerja meliputi:

a. Bias Konfirmasi (Confirmation Bias): 

Kecenderungan untuk mencari atau memberi prioritas pada informasi yang mendukung pandangan atau keyakinan yang sudah ada. Ini dapat mengakibatkan kita mengabaikan bukti yang bertentangan dengan keyakinan pribadi kita di tempat kerja.

b. Kesalahan Atribusi Fundamental (Fundamental Attribution Error)

Kecenderungan untuk menilai tindakan orang lain berdasarkan karakter mereka daripada faktor situasional yang mempengaruhi perilaku mereka. Ini dapat menghambat kerjasama dan pemahaman tim yang lebih baik.

c. Bias Kontinuitas (Continuity Bias).

Bias yang memengaruhi persepsi kita tentang peristiwa masa depan yang lebih mirip dengan peristiwa masa lalu daripada yang sebenarnya. Hal ini dapat menghambat perencanaan strategis dan adaptasi terhadap perubahan.

d. Bias Penghindaran Kerugian (Loss Aversion Bias).

Kecenderungan untuk memberikan lebih banyak penekanan pada menghindari kerugian daripada mencari keuntungan. Ini dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk mengambil risiko yang sehat dalam pengambilan keputusan.

e. Bias Status Quo.

Kecenderungan untuk memilih status quo atau keadaan saat ini daripada mencoba alternatif yang mungkin lebih menguntungkan. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan inovasi di tempat kerja.

IV. Pengelolaan Mental Model dan Bias Pemikiran

Mengidentifikasi dan mengelola mental model dan bias pemikiran sangat penting untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan produktivitas di tempat kerja. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini meliputi:

1. Pendidikan dan Pelatihan: Belajar tentang berbagai jenis bias pemikiran dan model mental yang umum. Kesadaran adalah tahap pertama dalam pengelolaan individu.

2. Pertanyaan Kritis: Bertanya secara kritis tentang keyakinan dan asumsi Anda. Pertimbangkan apakah Anda mencari bukti yang mendukung atau mengabaikan bukti yang bertentangan.

3. Pengambilan Keputusan Kolaboratif: Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama dengan orang lain. Kehadiran individu dengan kerangka berpikir yang berbeda dapat membantu mengurangi bias pemikiran.

4. Eksperimen dan Pembelajaran: Dapat memperbarui dan meningkatkan pemahaman konseptual dengan berani mengadopsi pendekatan baru dan mengambil pelajaran dari pengalaman.

5. Pengembangan Kesadaran Diri: Menyediakan waktu untuk merenungkan pemikiran dan tindakan Anda. Memahami bagaimana model mental dan bias pemikiran Anda memengaruhi interaksi Anda dengan dunia luar.

V. Kesimpulan

Mental model dan bias pemikiran adalah bagian penting dari proses berpikir dan bertindak di lingkungan kerja. Memahami dan mengelola mental model yang kuat serta mengidentifikasi bias pemikiran dapat sangat membantu dalam membangun kemampuan berpikir yang efektif, membuat keputusan yang bijaksana, dan beradaptasi dengan perubahan. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat menjadi pemikir yang lebih baik dan pengambil keputusan yang lebih cerdas dalam dunia kerja yang kompleks dan dinamis.


Sumber Referensi:

Jeremy, E., Block., Eric, D., Ragan. (2020). Micro-entries: Encouraging Deeper Evaluation of Mental Models Over Time for Interactive Data Systems. arXiv: Human-Computer Interaction,  

Kelsey, LaMere., Samu, Mäntyniemi., Jarno, Vanhatalo., Päivi, Elisabet, Haapasaari. (2020). Making the Most of Mental Models : Advancing the Methodology for Mental Model Elicitation and Documentation with Expert Stakeholders. Environmental Modelling and Software,  doi: 10.1016/J.ENVSOFT.2019.104589

Judy, Village., Filippo, A., Salustri., W., P., Neumann. (2016). Cognitive mapping links human factors to corporate strategies. European Journal of Industrial Engineering,  doi: 10.1504/EJIE.2016.075126

Natalie, A., Jones., Helen, Ross., Timothy, Lynam., Pascal, Perez. (2014). Eliciting Mental Models: a Comparison of Interview Procedures in the Context of Natural Resource Management. Ecology and Society,  doi: 10.5751/ES-06248-190113

Deise, Taiana, de, Ávila, Dias., Deonir, De, Toni. (2020). Mental models impacts on organizational performance: a study in the metal-mechanic sector.   doi: 10.5902/1983465929052

Ekaterina, Svetlova., Vanessa, Dirksen. (2014). Models at Work - Models in Decision Making. Science in Context,  doi: 10.1017/S0269889714000209




©2024 STEI Yogyakarta.