thumbnail_berita

 27 Jul 2023   Penulis:  Retno Ningsih (Juara Lomba International Competition On Islamic Studies) FORKOM PTKIS DIY   Dipost Oleh:  STEI Admin    berita


Pengentasan Konflik yang Disebabkan oleh

Kemiskinan, Kebodohan dan Diskriminasi

 

Konflik merupakan suatu fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik merupakan suatu bentuk pertentangan antara dua belah pihak atau lebih yang memiliki perbedaan kepentingan. Konflik tidak hanya terjadi dalam masyarakat tetapi juga sering terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari individu, kelompok, hingga ke tingkat negara.

Konflik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi. Konflik yang disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi adalah masalah yang kompleks dan sulit untuk diatasi tapi bukan berarti tidak bisa diatasi.

Inovasi teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam masyarakat modern. Dalam essay ini, kita akan menjelajahi bagaimana pemberdayaan komunitas melalui inovasi teknologi dapat menjadi kunci dalam mengatasi konflik yang disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi dalam skala global. Dengan menggunakan beberapa referensi yang relevan, essay ini akan menganalisis peran teknologi sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

Kemiskinan adalah masalah global yang sangat kompleks dan selalu menjadi titik fokus perhatian tiap negara hingga menjadi perbincangan di dunia internasional. Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Kemiskinan juga dapat ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik berupa papan, sandang, maupun pangan.

Kemiskinan menjadi salah satu faktor timbulnya konflik adalah karena kemiskinan dapat menimbulkan ketidakadilan, ketidakpuasan, ketegangan, ketidakstabilan, dan ketimpangan. Kemiskinan juga dapat mengurangi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. Sehingga hal tersebut dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Meskipun saat ini perekonomian digital di Indonesia berkembang pesat, namun masih ada beberapa dari mereka yang tidak atau belum bisa mengakses berbagai teknologi dan layanan digital serta memperoleh manfaat darinya. Hal ini juga disebutkan dalam laporan Bank Dunia yang berjudul ‘Bukan Sekedar Unicorn: Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Inklusi di Indonesia’.

“Meskipun penggunaan berbagai layanan internet yang prosesnya dipercepat selama pandemi kemungkinan akan mendorong bertumbuhnya perekonomian digital, manfaat dari perkembangan ini mungkin masih belum merata”.

Dengan adanya inovasi teknologi ini, maka perekonomian di Indonesia dapat didorong untuk terus tumbuh dan berkembang. Meskipun ada beberapa dari mereka yang tidak atau belum bisa mengaksesnya, namun lambat laun pasti bisa.

Kebodohan telah menjadi masalah yang serius sejak dulu hingga saat ini. Kebodohan adalah suatu kondisi dimana seseorang kekurangan pengetahuan dalam memahami atau menguasai ilmu pengetahuan atau suatu keterampilan tertentu.

Kebodohan berbeda dengan ketidaktahuan, dimana seseorang tidak mengetahui suatu hal, tetapi masih mempunyai kemampuan untuk memahaminya. Kebodohan juga berbeda dengan tingkat kecerdasan yang rendah (kedunguan), yang merupakan suatu kualitas intelektual yang ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan.

Kebodohan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya akses pendidikan, rendahnya kualitas pendidikan, kurangnya motivasi belajar, atau adanya hambatan fisik atau mental. Kebodohan dapat menimbulkan konflik karena dapat menimbulkan kesalahpahaman, prasangka, intoleransi, dan fanatisme, serta juga dapat menghambat komunikasi dan kerjasama antara pihak-pihak. Kebodohan juga dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir kritis dan rasional, sehingga mudah terpengaruh oleh propaganda atau provokasi.

Untuk mengatasi kebodohan di era digital, sangat diperluan adanya transformasi pendidikan. Dengan adanya transformasi pendidikan, kualitas dan relevansi pendidikan pun akan meningkat.

Diskriminasi merupakan suatu perlakuan yang tidak adil atau tidak sama terhadap seseorang atau sekelompok orang yang disebabkan karena adanya perbedaan tertentu, seperti ras, etnis, agama, jenis kelamin, usia, atau status sosial. Diskriminasi merupakan suatu bentuk ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu maupun masyarakat bahkan suatu negara.

Diskriminasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti prasangka, stereotip, etnosentrisme, rasisme, seksisme, homofobia, dan sebagainya. Diskriminasi dapat menimbulkan konflik karena dapat menimbulkan rasa sakit hati, dendam, serta permusuhan antara pihak-pihak yang didiskriminasi dan yang mendiskriminasi, serta dapat menghambat hak asasi manusia (HAM) dan kesetaraan sosial.

Upaya untuk mengekang diskriminasi adalah dengan cara memanfaatkan inovasi teknologi. Hal tersebut, dapat membantu untuk memerangi diskriminasi dengan bebargai cara, seperti meningkatkan akses dan kesempatan bagi kelompok yang didiskriminasi. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan advokasi tentang isu diskriminasi, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pencegahan dan penegakan hokum terkait diskriminasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, ketiga faktor ini dapat menimbulkan konflik karena dapat menimbulkan ketidakadilan, ketimpangan sosial ekonomi, ketidakpuasan, ketegangan, hingga permusuhan di antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik yang disebabkan oleh ketiga faktor ini, dapat menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup, serta dapat mengganggu keharmonisan masyarakat. Oleh karena itu, konflik tersebut perlu dan harus diatasi dengan cara-cara yang damai dan konstruktif, yaitu melalui pengentasan konflik.

Pengentasan konflik merupakan suatu upaya pengurangan atau penghilangan suatu konflik yang ada dengan cara-cara yang damai dan konstruktif. Pengentasan konflik di era digital ini sangat penting dilakukan untuk mencapai keadilan dan kedamaian global dalam mengatasi konflik yang disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi.

Upaya pengentasan konflik juga dapat dilakukan dengan cara berikut ini, seperti dialog, mediasi, negosiasi, arbitrase, rekonsiliasi, atau perdamaian. Upaya pengentasan ini diperlukan pihak yang bisa diajak kerja sama dan mau berkolaborasi antar pihak, termasuk masyarakat sipil, pemerintah, serta organisasi internasional, seperti UNESCO dan PBB. Pengentasan konflik ini dapat diatasi melalui program-program PBB, seperti UNDP, SDGs, dan program lainnya.

Melalui United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB. UNDP hadir di Indonesia untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah, serta untuk membantu mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030 di seluruh Indonesia.

Dalam essay ini, kita telah mengeksplorasi peran penting inovasi teknologi dalam pemberdayaan komunitas dan mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi dalam skala global. Referensi yang digunakan memberikan gambaran tentang bagaimana teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak dan melibatkan semua pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil, dan progresif bagi semua komunitas di seluruh dunia. Dan dengan upaya-upaya tersebut pula, diharapkan konflik yang disebabkan oleh ketiga faktor ini dapat berkurang dan masyarakat dunia dapat hidup secara damai, adil, dan sejahtera.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Konflik. Halaman ini terakhir diubah pada 3 November 2022, pukul 13.47. Diakses pada 14 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

By Admin. Desember 05, 2020. Pengertian Konflik Adalah - Faktor Penyebab, Bentuk Konflik, Dampak Negatif dan Positif Konflik Secara Lengkap. Diakses pada tanggal 14 Juni 2023 dari https://www.ilmuips.my.id/2020/12/pengertian-konflik-adalah-faktor.html

Azizah Laeli Nur. (2021). Pengertian Konflik: Jenis-jenis, Faktor Penyebab, dan Contohnya. Diakses pada tanggal 14 Juni 2023 dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konflik/

Ubaidilla Adam. (2021). Upaya Mengatasi dan Pengentasan Masalah Kemiskinan. Diakses pada tanggal 14 Juni 2023 dari https://www.kompasiana.com/adam18881/616469c10101907d690b8993/upaya-mengatasi-dan-pengantasan-masalah-kemiskinan

Memastikan Masa Depan Indonesia yang Lebih IAnklusif Melalui Teknologi Digital. (2021). Diakses pada tanggal 17 Juni 2023 dari https://www.worldbank.org/in/news/press-release/2021/07/28/ensuring-a-more-inclusive-future-for-indonesia-through-digital-technologies

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. (2021). Diakses pada tanggal 17 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Program_Pembangunan_Perserikatan_Bangsa-Bangsa

Ari Mulianta Ginting dan Rasbin. 2010. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Sebelum Dan Setelah Krisis” dalam Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 2 No. 1.

Konferensi UE tentang Kemiskinan dan Diskriminasi. (2010). Diakses pada tanggal 15 Juni 2023 dari https://www.dw.com/id/konferensi-ue-tentang-kemiskinan-dan-diskriminasi/a-5156120

Pratiwi, Yolanda. (2021). “Kemiskinan dalam Kacamata Teori Konflik dan Teori Struktural Fungsional”, https://www.kompasiana.com/yolandapratiwi3174/61c5ab9b9bdc4039dd057f32/kemiskinan-dalam-kacamata-teori-konflik-dan-teori-struktural-fungsional

Yollanda Lakshinta Harningrum, Guntur Eko Saputra. (2022). “Ketimpangan Sosial Ekonomi Terhadap Sistem Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta”, https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/EP/article/view/906#:~:text=Ketimpangan%20sosial%20ekonomi%20terjadi%20akibat,disebut%20dengan%20ketimpangan%20sosial%20ekonomi

Kebodohan. (2023). Diakses pada tanggal 15 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kebodohan

Meydiansyah Dwi Yudha. (2023). “Transformasi Pendidikan: Mengintegrasikan Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan yang Lebih Terang”. Diakses pada tanggal 19 Juni dari https://www.kompasiana.com/dwiyudha01/647a15408221994b341cddc2/transformasi-pendidikan-mengintegrasikan-teknologi-dan-inovasi-untuk-masa-depan-yang-lebih-terang

Diskriminasi. (2023). Diakses pada tanggal 15 Juni 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi

Riadi Muchlisin. (2020). “Diskriminasi (Pengertian, Jenis, Penyebab, Bentuk dan Tindak Pidana)”, https://www.kajianpustaka.com/2020/05/diskriminasi-pengertian-jenis-penyebab-bentuk-dan-tindak-pidana.html

Aisyah Novia. (2021). “Diskriminasi adalah Sikap Membatasi, Ini Definisi dan Contohnya”, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5593209/diskriminasi-adalah-sikap-membatasi-ini-definisi-dan-contohnya

Gamal Merza. (2023). “Mengatasi Diskriminasi Algoritma dengan Membangun Teknologi yang Adil dan Inklusif”. Diakses pada tanggal 19 Juni 2023 dari https://www.kompasiana.com/merzagamal8924/64879d5c4addee176e7970b2/mengatasi-diskriminasi-algoritma-dengan-membangun-teknologi-yang-adil-dan-inklusif?page=all

“UNESCO Digital Library”. Diakses pada tangal 19 Juni 2023 dari https://unesdoc.unesco.org/about

“United Nations Development Programme”. (2023). Diakses pada tanggal 19 Juni 2023 dari https://www.undp.org/

“Do you know all 17 SDGs?”. Diakses pada tanggal 19 Juni 2023 dari  https://sdgs.un.org/goals

 



©2024 STEI Yogyakarta.